Entahlah, semalam & pagi ini, selepas subuh. Dua sosok muda
merampas batinku,merampas air dipelaph mataku, yg satu,sosok muda
istiqamah. Akhi Fajar sahabatku yg pergi selamanya memenuhi panggilan
Allah.
Dan Satulagi sosok muda pada
semangatNYA,harapan,optimisme,keteguhan prinsip. Terakhir bertatap muka
kami berbincang saat Darul Arqam paripurna & pelatihan instruktur
Nasional Muhammadiyah (2015,Yogyakarta). Rasanya teriris saat membaca
hujatan mereka yg tak mengenalNYA secara dekat.
Beliaulah inspirasiku membaca
Sejarah,Sastra,filsafat,Sosiologi,Antropologi & juga tak lupa untuk
berpesan pada kami tuk mendalami dahulu Al-Qur'an & sebisa mungkin
bisa berbahasa Arab & Inggris. Beliau adalah Buya Syafi'i Ma'arif yg
tak pernah menghujat malah dihujat akhir2 ini.
Entahlah bagaimana hati,pikiran & motif saat mereka menghujat Buya Syafi'i.Bukankah yg baik adalah menanggapi ideNYa, bukan reaksioner dg hujatan. Semoga saat jemari menyentuh huruf demi huruf di laptop, Hp dll. Motifnya adalah tak lain karena cinta Kepada Allah bukan reaksi yg terkadang tertuntun oleh rasa marah akan kebencian terhadp sesama umat dan berikutnya semoga juga tak merasa lebih suci dari yg lain.
Buya,Rindu sekali diri ini,pengen mencium tangan Buya sebagai rasa hormat tertinggi pada Buya.Jika mereka mengatakan "Maklum suda berusia lanjut" saya justru malu karena di usia yg masih muda, tak miliki semangat & optimisme seperti Buya,
Kami di usia muda masih lebih sering beda antara kata & perbuatan.masi lebih terjebak pd angan2 kosong terhadp mimpi2 kami. masi lebih sering membuang waktu untuk tidak berfikir & menuliskannya. masi lebih banyak waktu luang yg kami habiskan berselancar di internet, komen & bercanda yg tak perlu. Masjid kadang kami lalai sementara Buya,Pun kadang dg Kursi tetap berjama'ah di Masjid. saya masi sangat ingat kata Buya di Yogya,2015 saat acara DAPINAS.
" Wahai Kalian anak2Ku,Andai saya berada di usia anda sekarang saya ndatau sekarang saya suda berada di planet mana, kosmos ini adalah laboratorium anda...". Semoga sehat slalu Buya,saya memfirasati kesedihan Buya. dua hari setelah di TVOne itu. Sedih bukn karena kata2 hujatan demi hujatan itu,namun karena kenapa anak2 muda bangsa ini ikutan reaksioner bukan argumentasi dg silogisme yg tertuntun akan nilai dan logika. Tapi,pun begitu. Apa yg saya anggap benar & baik, belum tentu juga benar & baik bagi orang lain. Mari memaksimalkan ikhtiar tuk menjadi lebih baik & bermanfaat dg tidak menganggap yg lain berbeda lalu harus "melibasnya". Semoga hati kita slalu bertaut dg sang pemilik hati agar hati kita slalu dg kebeningannya.
Fitu Ternate,11 Nov.2016.
Sumber: Status Facebook Qoe
Entahlah bagaimana hati,pikiran & motif saat mereka menghujat Buya Syafi'i.Bukankah yg baik adalah menanggapi ideNYa, bukan reaksioner dg hujatan. Semoga saat jemari menyentuh huruf demi huruf di laptop, Hp dll. Motifnya adalah tak lain karena cinta Kepada Allah bukan reaksi yg terkadang tertuntun oleh rasa marah akan kebencian terhadp sesama umat dan berikutnya semoga juga tak merasa lebih suci dari yg lain.
Buya,Rindu sekali diri ini,pengen mencium tangan Buya sebagai rasa hormat tertinggi pada Buya.Jika mereka mengatakan "Maklum suda berusia lanjut" saya justru malu karena di usia yg masih muda, tak miliki semangat & optimisme seperti Buya,
Kami di usia muda masih lebih sering beda antara kata & perbuatan.masi lebih terjebak pd angan2 kosong terhadp mimpi2 kami. masi lebih sering membuang waktu untuk tidak berfikir & menuliskannya. masi lebih banyak waktu luang yg kami habiskan berselancar di internet, komen & bercanda yg tak perlu. Masjid kadang kami lalai sementara Buya,Pun kadang dg Kursi tetap berjama'ah di Masjid. saya masi sangat ingat kata Buya di Yogya,2015 saat acara DAPINAS.
" Wahai Kalian anak2Ku,Andai saya berada di usia anda sekarang saya ndatau sekarang saya suda berada di planet mana, kosmos ini adalah laboratorium anda...". Semoga sehat slalu Buya,saya memfirasati kesedihan Buya. dua hari setelah di TVOne itu. Sedih bukn karena kata2 hujatan demi hujatan itu,namun karena kenapa anak2 muda bangsa ini ikutan reaksioner bukan argumentasi dg silogisme yg tertuntun akan nilai dan logika. Tapi,pun begitu. Apa yg saya anggap benar & baik, belum tentu juga benar & baik bagi orang lain. Mari memaksimalkan ikhtiar tuk menjadi lebih baik & bermanfaat dg tidak menganggap yg lain berbeda lalu harus "melibasnya". Semoga hati kita slalu bertaut dg sang pemilik hati agar hati kita slalu dg kebeningannya.
Fitu Ternate,11 Nov.2016.
Sumber: Status Facebook Qoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar