TANGISAN PENYESALAN

Sumber Foto: https://jateng.idntimes.com/news/indonesia/bandot-arywono/putus-asa-perawat-penderita-virus-corona-menggila-aku-tak-tahan-lagi


Oleh Rahmat Abd Fatah
Pembelajar sosiologi di UMMU
rahmatabdfatah@gmail.com


Dalam tragedi yang paling klasik, di gunung Qasiyun yang menjulang tinggi di wilayah damaskus, tragedi kemanusiaan bermula akibat nafsu angkara murka membuat Qabil tega menghabisi nyawa adik kembarnya sendiri Habil. Sejarah manusia kemudian bermula dengan goresan darah, kekerasan, tangisan, duka sekaligus menyayangi sesama.  “maka hawa nafsu menjadikannya mengganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah seorang diantara orang-orang yang merugi...dan karena itu jadilah ia diantara orang-orang yang menyesal” (Qs.Almaidah: 30-31). Menangislah Qabil dalam penyesalan yang mengesakkan dada. Tetapi semua suda terlambat. Begitulah manusia setelahnya, memiliki sifat memangsa selain menyayangi sesama.