SISI LAIN MUSYDA DPD KNPI MALUKU UTARA (Menebar Cinta Merawat Keragaman)

           Adalah Abang Thambrin Ali Ibrahim dan Abang Masri Hidayat. Dua tokoh muda yang kini menjadi cermin bagaimana seharusnya kaum muda bersikap di tengah beragamnya narasi yang lahir di tengah kerumunan. Biasanya, logika kerumunan tidak akan segera hadirkan solusi yang solutif terhadap sesuatu objek, disebabkan eksistensi personal dan organisasi yang dikedepankan daripada kejernihan berfikir yang tertuntun oleh cita dan cinta. Dan keduanya dapat menyatukan itu, betapapun panasnya “persaingan”. KeduaNya selalu tampil tenang dan rasional dalam menyikapi setiap “arus” narasi dengan intonasi yang terkadang “melengking tinggi” tersebut.

            Integrasi cita dan cinta adalah motif yang telah menuntun bagaimana keduaNya bersikap dan berperilaku. Kesantunan dan visioner tampak jelas di “binar mata” keduaNya. Bang Thambrin Ali Ibrahim mencitakan pemulihan dan penguatan peran pemuda untuk pembangunan Maluku utara. Sementara Bang Masri Hidayat mencitakan pemuda pemimpin. Kedua ide tersebut tentunya bermuara pada cita atas lahirnya pemimpin-pemimpin muda dari rahim organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan di Maluku utara yang diharapkan tidak saja memiliki kecerdasan intelektual namun juga kecerdasan bertindak sebagai wujud kecintaan dan kepeduliannya pada Negeri ini. 
            Memfirasati ide atas cita pemulihan-penguatan dan pemuda pemimpin turut pula membenarkan bahwa kesantunan bersikap kedua pemimpin ini, telah pula dibingkai oleh konsepsi rasional aplikatif. Bahwa proses pemulihan adalah proses penyadaran sebagai entitas muda organik (baca intelektual organik A. Gramsci) yang tidak saja berhenti pada narasi ide yang berserak namun menyatupadu dengan kapasitas teknis aplikatif sebagai penguatan untuk terlibat dalam substansi manifestasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang emansipatoris kritis membebaskan.
            Pilihan kata pemulihan-penguatan dan pemuda pemimpin sebagai visi oleh Bang Thambrin Ali Ibrahim dan Bang Masri, menggambarkan kecerdasan dan jangkauan pengetahuan kedua pemimpin ini. Karena pilihan kata selalu bermakna metodologi sekaligus filosofi yang dengan itu semua energi organisasi di arahkan. Dalam perspektif filsafat, sebuah pilihan kata tidaklah muncul secara natural akan tetapi melalui proses bertanya atas perenungan panjang terhadap perihal pokok dalam organisasi.
Pilihan kata penguatan, sebagaimana padanan katanya (sinonim) adalah Konsolidasi, penggalangan, pengukuhan,pemantapan dan penegakan. Itu berarti Bang Thambrin menyadari betul, bahwa KNPI Maluku Utara perlu sesegra mungkin melakukan konsolidasi organisasi dengan menggalang semua entitas kaula muda dan mahasiswa, dalam rangka pengukuhan dan pemantapan ide. Baik pada ranah kognitif(intelektualitas dan wawasan), ranah afektif (sensifitas sosial), ranah psikomotorik(transformasi), maupun penguatan kompetensi (Capacity Building). Wujud konsolidasi inlah yang disebut Bang Masri dengan Pemuda Pemimpin sebagai upaya pemulihan dan penguatan peran pemuda  bersama bangun Maluku utara.
            Dengan begitu, jelas bahwa pemuda. Di alam fikir dan alam sadar kedua pemimpin muda ini, tidak hendak dijadikan sebagai objek bagi hadirnya kekuasaan dan kebijakan. Namun upaya sadar untuk menjadikan entitas kepemudaan dan kemahasiswaan di Maluku utara sebagai subjek perubahan yang di impikan oleh Bang Masri Hidayat sebagai pemuda pemimpin yang diharapkan Abang Thambrin Ali Ibrahim dapat dengan kesadaran kritis terlibat dan melibatkan diri secara bersama dalam upaya penuntasan pembangunan di Maluku utara yang memanusiakan.
Membaca semangat, ketenangan dan kesehajaan Bang Thambrin dan Bang Masri. Penulis teringat Anis Matta dalam Orasi seratus pemuda Indonesia bertutur “Dulu dengan semangat anti-kolonialisme, Soekarno pernah menggabungkan seluruh bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam sebuah gerakan internasional, Maka sekarang para pemimpin muda Indonesia juga Harus mewarisi semangat itu. Supaya kita jangan dibuat panik oleh krisis, supaya kita jangan dibuat bertengkar oleh masalah-masalah kecil, supaya kita tidak dibuat terpecah oleh perkara-perkara
yang membuat kita tidak akan pernah menjadi bangsa besar, supaya kita tidak terpisah oleh sekat-sekat kecil dan tipis diantara kita. Karena peradaban-peradaban besar adalah karya akumulatif antar generasi”.
            Dan bangsa ini kata Anis Matta; “Tidak akan pernah berdiri hanya dengan darah satu orang. Hanya dengan air mata satu orang, hanya dengan ide satu orang. Itu sebabnya yang diperlukan oleh Indonesia masa depan bukanlah satu orang presiden tetapi sebuah tim impian”. Begitupun halnya dengan cita Pemuda pemimpin oleh Ketua DPD KNPI dimisioner. Bang Masri Hidayat dan cita pemulihan dan penguatan peran pemuda bersama membangun Maluku utara oleh ketua umum terpilih KNPI. Abang Thambrin Ali Ibrahim, yang berulang mengajak untuk juga terlibat aktif baik oleh mereka yang memberi dukungan pencalonannya ataupun mereka yang tidak memilih diriNya.
            Kedewasaan sikap, rasionalitas dan kesantunan ketua (demisioner dan yang baru terpilih) DPD KNPI Maluku Utara tersebut,  tersirat jelas dari narasi yang dibangun bahwa proses pemulihan dan penguatan peran pemuda dapat memberi kita kepastian dan kemantapan hati untuk melangkah. Dan pemimpin besar biasanya adalah mereka yang mampu melihat masa depan dengan jelas sebelum jelas bagi orang lain. Ide pemulihan-penguatan dan pemuda pemimpin, telah pula membuka tabir ketidaktahuan, keraguan dan ketidakpastian para delegasi Musyda pada awalnya. Yang pada akhirnya menyetujui ide dan bersama menguatkan jabat hati dengan Bang Thambrin memaksimalkan ikhtiar membangun Maluku Utara ke depan.
Dari visi yang disampaikan oleh Abang Thambrin Ali Ibrahim, menjadi penguat optimisme kaum muda untuk tidak selalu menengok ke belakang, atau melihat ke bawah yang telah di lalui. Merajut masa lalu dan mimpi masa depan haruslah tertaut  indah dalam realitas kekinian. Sisi lain dari puncaknya Musyda KNPI juga adalah saat Abang Thambrin dan Abang Masri Hidayat berjabat hati di depan peserta sesaat sebelumnya, Abang Masri mmengundurkan diri. Telah menunjukan contoh yang baik kepada pemuda dan mahasiswa. Betapa kebanyakan pemimpin enggan meninggalkan kekuasaan, juga seringkali menderita “post power syndrome” masih ada tokoh muda seperti Bang Masri yang menunjukan contoh terbaik kedewasaan bersikap dan bertindak.
Dalam makna yang lebih luas, proses tersebut adalah ikhtiar keteladanan pembaharuan kepemimpinan dalam menghadapi dialektika sosial, ekonomi, politik, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dimana kaum muda hari ini, dipaksakan menjadi “meta komoditi” dalam ranah apapun yang serba pragmatis. Yang disebut dalam teologi al-maun (dengan orang-orang yang lalai), Marx (dengan kesadaran palsu), Gramsci (dengan intelektual mekanik), Herbert Marcus (dengan Manusia satu dimensi) yang pada akhirnya sebagaimana yang disebut Emile Durkheim akan memunculkan disentegrasi sosial, disorganisasi sosial, konflik dan anomie.
Pun bertahan diantara, “gumpalan-gumpalan asap” disetiap sudut Veliya oleh para “Al Hisab”. Kebeningan hati dan inspirasi yang di dapat dari, Bang Thambrin dan Bang Masri Hidayat tidak bisa diukur dengan apapun. Begitupun sisi lain yang membuat kagum adalah ketenangan Stering Comite. Yang selalu santun dan bersahaja. “Ko” Mohdar Bailusy(Jazakallah yang selalu mengajak dalam agenda KNPI), Bang Ramdhani yang selalu menginspirasi dan tentunya forum yang luar biasa mendewasakan. Mari bersama menebar cinta merawat keragaman, sebab mozaik selalu menyimpan rahasia cintanya[].

Tidak ada komentar: