Sekembali ke
rumah ternyata Qoe dapati MalaikatQoe Tercinta Si Rafat suaranya parau,
panasnya melengking. Tiba-tiba ingatan qoe pada sang komprador
hilang..hilang ditelan bumi bahkan teori dan
kosakata inggris yg sempat Qoe baca dan hafal di Hp Qoe turut
menghilang entah kemana. Qoe bergegas membantu semampuQoe. Setelah
mengelap wajah dan rambutnya yang kian panjang tapi tampak elegan dan
ganteng. ya sangat ganteng menurut Qoe dan uminya [Ya iyalah
orang tua mana yang tak memuji anaknya sendiri..hehe]
Qoe
menghela napas panjang dan mengempaskan diri melantai di
ruang tamu. Denting di atas genting terdengar riuh. Qoe berdialog
dengan diri Qoe sendiri; Mat bagaimana mungkin kau pergi meninggalkan
anakmu saat suhu panasnya melengking tak biasa. Pun istrimu dengan
tenang dan sigap memahami debaran jiwamu, lalu
memotivasi-menyemangati-meyakinkan
bahwa Malaikatmu Rafat si ganteng dan InsyaAllah Sholeh itu akan
baik-baik saja. Tapi ahh..Qoe tak sanggup, tak mungkin, tak bisa, tak
elok, tak baik sebagai ayah jika harus berangkat disaat Malaikatmu
bertarung melawan sakitnya. Kau harus ada disisinya, membelai
dan memberi kasih sayangmu. Mungkin dengan itu Malaikatmu bisa kembali
ceria. Keputusanku bulat Malam ini belum jadi berangkat. Titik.
Tirai kamar, Qoe buka perlahan dan Alhamdulillah MalaikatQoe
terlelap indah. Panasnya mulai menurun. Mungkin pelukan hangat penuh
cinta turut menguatkannya. Qoe jadi terbawa pada The Miracle Of Hug yang
ditulis Psikolog Melly Puspita Sari. Psikolog
Jebolan almamater yang sama dengan Qoe. Universitas Muhammadiyah
Malang. Bahwa "Saat Ayah memeluk, sesungguhnya ia sedang mentransfer
kemampuan dan kemandirian pada diri anak. Berani berinteraksi dengan
figur otoritas yang dimiliki ayah," Melly juga mengungkap
bahwa pelukan orangtua kepada anaknya dapat membangun konsep diri yang
positif, mengurangi emosi negatif seperti kesepian, cemas atau frustasi,
serta meningkatkan kecerdasan otak, merangsang keluarnya hormon
oksitosin yang memberikan perasaan tenang pada anak.
Dengan pelukan pula, anak akan merasa dicintai dan dihargai.
Qoe
sangat yakin dengan itu, bahwa faktor klinis tak berarti
apa-apa tanpa apa jiwa disentuh, dipeluk dibelai. Mungkin maksud itulah
Melly Puspita sari menyarankan; agar Para istri harus memberi
pengertian pada suami bahwa ia pun juga harus memiliki kebiasan memeluk
anak. Misalnya dengan mengatakan, 'mau tidak setelah
besar nanti anak-anak kita tidak melupakan kita tetap sayang dan
menganggap ayah adalah sosok hero untuk dirinya sepanjang hidupnya," .
Pukul 06. 00 Wit
Tersingkap
Tirai kamar Qoe dengan cepat. Kamar yang hari-hari Qoe tumpahkan segala
rindu,
duka, cemas,mimpi, cita,cinta, harap dan segala gelisah nyalaku dalam
oretan-oretan yang tak beraturan. Masuk dengan cepat- malaikat kecilku
yang agak lebay dibuat umminya. Berkecamata hitam tanpa tutup tubuh
mungilnya hanya dengan sehelai popok. Senyumnya
merekah..ganteng sangat ganteng. Qoe tak tahan bahagia. Aliran darah
positif Qoe mengalir kencang dengan sigap memeluk erat, ciuman berikut
do’a mengalir indah untuk malaikat kecilQoe si Rafat. MataQoe basah
terhanyut dalam nyentrik ala uminya pagi ini.
Rafat yg dapat pelukan tak henti-hentinya ngomong yang tak dimengerti
dengan tangan yang selalu menunjuk ke atas. Alhamdulillah pagi yang
indah sangat indah melebihi indahnya Mozaik bunga yang teratur rapi di
taman wisata selekta Malang
***
Rahmat Abd Fatah
Fitu Ternate, Sabtu,09 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar