Bergulat Bayang Penanda Garis

Derai air mengalir bersama larut di kidung sunyi malam.
sedih,hampa,terpapar.
Sebab garis putih penanda kau lewati
duka lara mengiris hati, merampas tidur
bergulat bayang penanda garis.

pun begitu, hasrat sukma rindumu slalu mendera.
mendera merindu menyibak tirai makrifat cinta
mendekap erat, memfirasati kidung cinta yang tak pasti
ketakpastian putih yang kian menghitam
lalu kembali perlahan memutih dan begitulah seterusnya bagai roda berputar


"Allahuma arinalhaqa haqa warzukna tibaa waarinal batila batila warzukna tinaba"
Semoga putih, tetaplah slalu memutih agar tenang slalu dalam dekap erat cintaNya
"…Hai Jiwa-jiwa yang tenang masuklah ke dalam golongan hambaku dan masuklah ke dalam jannahku". 
Maka selamilah Aforisma Rabiah al-Adawiyah dalam Makhrifat Cintanya:
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusian-Mu,
Andai Kau usir aku dari pintu-Mu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu
***
Rahmat Abd Fatah
Fitu,jumat 12 agustus 2016; 12.47

Tidak ada komentar: