Pentingnya Peran Ayah

Peran ayah bukan saja soal nafkah fisik tapi juga non fisik. Seperti melalui kata-kata, sentuhan fisik, intonasi suara, ekspresi wajah dan tangan, juga sangat mendasar adalah soal bagaimana Ayah memperlakukan Ibunya. Ia akan merekam semua proses interaksi tersebut.

Apa dan bagaimana anak di tahun-tahun berikutnya juga sangat tergantung bagaimana kualitas kita membangun hari-hari bersama keluarga. Namun demikian, ini bukan suatu hal yang mudah jika kita kehilangan visi dan motif yang benar dalam membangun hubungan dalam keluarga.

Misalnya anak di usia 1, 2, 3 bahkan 4 dan 5 tahun, belum mengerti sebenarnya arti jangan, tidak, bahaya dll. Tetapi tetap saja para Ayah bahkan Ibu mendidik dengan perspektif jiwanya bukan jiwa anak. Padahal satu teriakan saja pada anak menghilangkan satu urat saraf kebaikan( butuh sumber. Pernah baca tapi lupa) dan akan perlakukan orang lain sama dengan yang diterima dari orang tuanya.

...singkatnya membangun hubungan Ayah pada anak menurutku adalah seni tertinggi dalam pengelolaan rasa. Kenapa rasa? Karena butuh kesabaran, keikhlasan dan kepedulian yang tinggi.

Sejatinya anak butuh karakter kuat sebagai pemimpin dari Ayahnya; kedisiplinan, pembelajar, keteladanan, kedermawanan, kepedulian sosial, siap mengambil resiko dan siap menerima perbedaan.

Dan semua hal tersebut biasanya terjadi pada kehidupan hari-hari, seperti sedang bermain degan anak. Misalnya, bermain perang-perangan dengan bantal atau mainan lainnya, biasanya tanpa disadari Ayah telah mengajarkan si kecil untuk menghadapi impuls agresif dan kontak fisik tanpa kehilangan kendali atas emosi mereka...

So, bagi yang belum menikah. "Jangan cuma mudah jatuh cinta tapi juga cari ilmu par bangun cinta"😀😍.

Tidak ada komentar: